Lihat dia,
Tetas benih suci seterang mentari
Terbalut kain suci jilbab syar'i
Senyum indah si puteri Srikandi
Ucap kata selembut tunas melati
Terkubur aku sekedar memandangi
Siapa gerangan sang pujaan hati
Lalu angan mengukir cerita
Waktu berputar menebar benih cinta
Langit merah muda tawarkan indah angkasa
Seakan akal sehat tinggalkan dunia nyata
Namun langit mulai tunjukkan jati diri
Hempaskan raga ini hingga menampar inti bumi
Hasrat dalam dada hancur tiada arti
Sadarkan nurani akan jiwa yang belum mati
Lihat aku,
Seorang petualang yang membanggakan pengalamannya
Seorang petualang yang takut terjerat kekurangannya
Yang sepi dan sunyi adalah temannya
Yang kertas dan pena adalah isi sakunya
Yang coret kata dan sajak adalah hidupnya
Yang hanya mampu mengagumi seorang Hawa
Beribu keinginan lafalkan kata dalam hati
Namun nurani larut dalam emosi
Tumpahkan kesilapan dalam diri
Yang sebenarnya hanya tak ingin kehilangan diri sendiri
Waktu berikan setiap detiknya untuk menggurui
Setiap gelapnya kedipan paksa akal untuk pahami
Bahwa tiada perlu menjelma di luar jati diri
Hanya kerana hati dan kenikmatan duniawi
By :
Cah Gondrong