Jumat, 30 September 2016

Aku


Aku
Serta lemahnya diriku

Memandang dunia yang mengabur
Dengan mata setengah hancur
Menapak kaki dengan rintih pilu
Tulang belulang retak menggerutu

Aku
Dalam hening kesendirianku

Memeluk erat kehampaan
Hingga batin tersumpal harapan
Harap jadilah sekedar harap
Dengar tangis perasaan yang terperangkap
 
 
By : Cah Gondrong

Selasa, 27 September 2016

Pecundang


Dunia mengacungkan tombaknya di bawah leherku
Tanganku kosong
Aku tak mampu melawan

Kewarasanku pergi tanpa pamit
Atau dari awal aku memang tak pernah waras


Hanyalah kakiku yang mampu berpikir
Memencakkan kaki terus berlari
Bukan untuk bertahan hidup
Tapi menghindari tajamnya tebasan kenyataan

Berlari dan terus berlari
Entah dari mana aku mendapatkan kebanggaan
Menyandang gelar sebagai seorang PECUNDANG


By : Cah Gondrong

Sabtu, 24 September 2016

Sajak Sastrawan Kecil



Lihat dia,
Tetas benih suci seterang mentari
Terbalut kain suci jilbab syar'i
Senyum indah si puteri Srikandi
Ucap kata selembut tunas melati
Terkubur aku sekedar memandangi
Siapa gerangan sang pujaan hati

Lalu angan mengukir cerita
Waktu berputar menebar benih cinta
Langit merah muda tawarkan indah angkasa
Seakan akal sehat tinggalkan dunia nyata
Namun langit mulai tunjukkan jati diri
Hempaskan raga ini hingga menampar inti bumi
Hasrat dalam dada hancur tiada arti
Sadarkan nurani akan jiwa yang belum mati

Lihat aku,
Seorang petualang yang membanggakan pengalamannya
Seorang petualang yang takut terjerat kekurangannya
Yang sepi dan sunyi adalah temannya
Yang kertas dan pena adalah isi sakunya
Yang coret kata dan sajak adalah hidupnya
Yang hanya mampu mengagumi seorang Hawa

Beribu keinginan lafalkan kata dalam hati
Namun nurani larut dalam emosi
Tumpahkan kesilapan dalam diri
Yang sebenarnya hanya tak ingin kehilangan diri sendiri
Waktu berikan setiap detiknya untuk menggurui
Setiap gelapnya kedipan paksa akal untuk pahami
Bahwa tiada perlu menjelma di luar jati diri
Hanya kerana hati dan kenikmatan duniawi


By : Cah Gondrong

Kamis, 08 September 2016

Kekurangan





Perasaanku terpukul lagi
Teringat mereka yang kusayangi
Mereka yang berjuta jengkal dari sisi
Mereka yang sekian lama sabar menanti

Aku bagai sang perantau yang nyaris lupa kampung halaman
Bergelut melawan takdir di tengah perantauan

Ketika rupiah lebih bernilai dari pada harga diri
Jangankah bersedekah
Bahkan tulangku memakan dagingnya sendiri

Dengan apa harus berbangga di hadapan mereka?
Nyali pun menutup tirainya
Kerana tak mampu bertatap muka



By : Cah Gondrong

Senin, 05 September 2016

Perjalanan



Jalan ini berlubang
Jalan ini berbatu
Aku tersandung
Aku tersungkur
Kutapaki jalan semut ini dengan tertatih
Jalan yang dahulu kala telah kupilih
Yang kuharap dapat memetamorfosa hidupku
Sebagai senjata perang di zaman yang semakin baru

Jalan ini menuntunku ke dalam hutan sunyi
Yang dipenuhi pohon pinus berdaun pucat yang segera mati
Kabut kelabu menyeretku jauh ke jantung hutan
Terlambat kusadari jalan setapak kini jadi serakan dedaunan

Julangnya pohon sembunyikan senyum mentari
Seakan nasib menertawakan dilema yang kualami

Aku tersesat
Aku kehilangan arah
Tiada angin berhembus
Tiada burung berkicau
Langkahku semakin menakutkan
Akankah jalan setapak kutemukan
Atau semakin menundukkanku dalam keterpurukan
Aku semakin tak tahu apa itu masa depan

Di tengah keputus asaan muncul api pengharapan di lubuk hati
Berharap temukan sebuah bukit tinggi
Hanya untuk mencari sesuatu yang pasti
Akan kemana lagi harus langkahkan kaki


(makna dari puisi ini adalah seseorang yang telah memilih jalan yang akan dilalui dalam hidupnya, namun ia mengalami dilema atas masalah yang ia hadapi, ia tak tahu harus  bagaimana dan berfikir apakah jalan yang dipilihnya adalah salah namun pada akhirnya ia memutuskan untuk meneruskan perjalanannya)

By : Cah Gondrong

Sabtu, 03 September 2016

Bintang Tak Lagi Bintang



Tiada bintang malam ini
Tiada bintang esok kelam
Hanya bintang yang hilang ditelan malam kemarin
Hanya bintang yang tak akan terlihat lagi
 
Jika kau bunga maka akulah kumbangnya
Pepatah lama mengukir luka
Lalu apa artinya "hati"? 
Apakah hanya unsur biologi? 
Ataukah kebodohan manusia? 
Menggambar fana sebuah rasa
 
Tiada rotan akar pun jadi 
Namun akar kian tak berarti 
Semakin tenggelam di jantung bumi 
Dan terhapuskan sekali lagi
 
Tiada bintang malam ini 
Tiada bintang esok kelam 
Hanya bintang yang lupa bagaimana menjadi bintang 
Hanya bintang yang lari dari keindahannya
 
 
By : Mas Yudik

Sebuah Ruang


Tangan mereka terbentang
Tapi bukan untukku
Lidah mereka berlafal sayang
Namun bukan padaku

Terasa seperti gambar yang menggoda
Melilit asa
Menusuk dada
Membangun rasa bertajuk sara

Mereka tersenyum
Aku disini
Mereka tertawa
Aku masih disini
Mereka bahagia
Aku tetap disini

Hamparan luas tak berujung
Namun sesak terasa kian menggulung
Alunan ceria nan gembira
Hanya dengung mencengkeram kepala

Apa ini?
Mimpi?
Bukan!
Terasa begitu sakit

Realita?
Nyata?
Oh, Tuhan!
Terasa begitu pahit

Kucoba pastikan lagi
Dan kulihat kembali

Mereka tersenyum
Aku disini
Mereka tertawa
Aku sadar dan masih disini
Mereka bahagia
Kutimba air mata kelam
Kerana ku tak mampu beranjak dari tempat ini

Jiwaku mencoba berlari
Ragaku disini
Angan bersama yang kukasihi
Sadarku masih disini
Impian terbang tinggi
Kenyataanku tetap membusuk disini

Dalam tempat ini
Dalam sunyi ini
Dalam ruang bergelar penderitaan
Dalam ruang berjuluk kesepian

By : Cah Gondrong