Minggu, 16 Oktober 2016

Kerapuhan Iman Seorang Hamba


Sial...
Untungku mencampakan aku
Tiada sudi memberkahi kerendahanku
Keterpurukan menjalar lular dari kaki dan tanganku
Menjarah seluruh milikku dari pusar hingga ke hulu

Sial...
Kelaparan menyakitkan ku dera
Upah dari ribuan sujud dan rapalan do'a
Dari sang Maha memiliki segalanya
Yang kudapat lebih dari sekedar bukan apa-apa

Tuhan...
Dijejali iba orang lain bukanlah sebuah kenikatan
Hanyalah gambar dari jerit ketidak berdayaan
Yang tak lagi ingat akan ketakwaan
Dan hanya berpikir bagaimana besok mencari makan

Tuhan...
Aku tak takut mati
Namun dari lapar dan sakit aku selalu lari
Seakan tiada sara ku jumpai
Penderitaan menguntitku hingga ku mati

Tuhan...
Adakah Kau dengar do'aku?
Adakah Kau terima sujudku?
Adakah Kau melihat diriku?
Adakah Kau lakukan sesuatu pada hidup tak bergunaku?

Atau sebenarnya...
Ada atau tiadakah diriMu?

By : Mas Yudik

Kamis, 13 Oktober 2016

Kunang kunang



Seekor kunang kunang melukis wajah bidadari surga
Adalah khayalan yang kusadari begitu melihat indah sinarnya
Sang kunang mengintip isi hatiku dari celah retak dindingnya
Jiwa yang berisi sebungkus harapan dan secuwil asa

Sang kunang menatap bola mataku
Dengan tatapan seolah ingin tahu
Sang kunang menodongku dengan tanda tanya
Namun aku tak tahu apa yang ingin diketahuinya
Dia terbang mengitariku
Tanda tanyanya mengupas setiap sudut tubuhku

Lalu ku gapai sinarnya dalam telapak tanganku
Dia hinggap dan tetap menatapku
Aku bertanya "Apa yang kau mau?"
Namun dia tetap membisu

Suara yang entah dari mana tibanya menjawab
"Aku adalah tanda tanya dalam dirimu"

Leherku berputar dengan sendirinya
Mencari dari mana suara bergema
Namun hanya kehampaan yang kusapa
Pikirku hanya perasaanku saja

Ketika mataku merindukan sinarnya
Sang kunang telah tiada


By : Mas Yudik

Kamis, 06 Oktober 2016

Surat yang tak pernah terkirim


Dear, Sweetheart.

Aku percaya kamu sebagaimana aku percaya diriku.
Aku percaya kamu bahwa hanya aku, kamu dan Tuhan yang tahu.
Beberapa bait kata-kata ini kuharap bisa menjadi pencerahan untuk semuanya.


"ITU"

Apa "ITU"?
Entahlah,
Akun hanya ingin menyebutnya "ITU".

"ITU" yang seharusnya telah lama sirnah.
Ternyata masih ada walau terkulai lemah.
"ITU" yang dulu seagung si jago merah.
Kini hanya serupa lilin kecil menyala gundah.

Bukan maksudku menebar riak ditengah genangan air.
Aku hanya resah, mengapa "ITU" tak mau berakhir.
Setiap kali mata menangkapmu, "ITU" selalu hadir.
Betapa risau kian menjerat pikir.

Tersimpan sebuah harapan dalam batin.
Mengganti "ITU" tentangmu dengan "ITU" yang lain.
Sempat terpikir, apa itu mungkin?
Meski tertimbun rasa ragu, aku tetap yakin.

Bisa...


                                                                    Yang Tersisih

Senin, 03 Oktober 2016

Kerisauan Di Kota Lama


Deru belalang melalang luang
Bergema hingga ke dasar teluk telinga
 

Lewat tengah malam 
Detik meloncat ke hari baru
Di tengah kota lama
Di kota Batu

Aku masih membuka mata
Bukan dingin yang merasuk raga
Bukan penat menjerat urat
Namun tiada mimpi ku sapa

Hanya bayang kelam masa lalu
Dan kekacauan hari ini
Yang membuatku buta akan masa depan


By : Mas Yudik

Karenamu Sahabat


Desir angin hambat otakku berfikir
Akan kemana ragaku pergi
Mentari hujankan sengatnya
Suburkan kemalasan dalam jiwa

Namun tawamu sahabat
Selalu tawarkan pengalaman hebat
Bersamamu menjajah waktu
Cairkan penat yang membeku




By : Cah Gondrong

Cekam Malam


Dering kibas sayap sang hewan gelap warnai suasana penghujung malam
Rambutku melingkar bagai tanda tanya
Kemana kantukku pergi?

Sulit meraih kelelapan
Hening menyapa
''biarkan aku menemanimu''
Benakku terpekik
''pergi kau, jangan lagi menjebakku dalam pecahan masa lalu''


Lalu hening kian memudar
Terusir oleh pasukan kata dalam jiwa seorang pujangga
Dengan syair penggapai lelap malam

Berharap mimpi yang singkat
Karena pahitnya kenyataan lebih berharga
Dari pada indahnya bunga tidur yang tak pernah mekar selepas fajar


By : Cah Gondrong

Peran Sahabat


Hanya sahabat yang tahu bagaimana menindas rasa sara.
Hanya sahabat yang mampu menguliti selaput hening yang membungkus telinga.

Hanya kau sahabat.
Walau tiada pernah ada perhatianmu tertuju akan hal itu.

Karena sahabat, yang kau tahu hanyalah bagaimana kau menunjukkan pada sahabatmu cara menjadi seorang sahabat.



By : Cah Gondrong

Pesona Hawa


Karya Tuhan terbalut jilbab hitam.

 Menadah berkah arungi malam.

Siapa gerangan Hawa nan menawan?

Namun padanya ku tiada tujuan.

Sekedar memuji indah karya Tuhan.



By : Cah Gondrong

Sahabat Adalah Tali Persaudaraan


Kembali dalam lingkup kebahagiaan persahabatan.

Setiap kata terucap adalah nyanyian isi hati pribumi.

Yang hanya berasal dari niat membunuh setiap gores penderitaan.

Terikat dalam tali persaudaraan beragam hati.


By : Cah Gondrong

Sajak Selepas Hujan


Bumi ini basah.
Itu berkat langit.
Mengabulkan do'a mereka yang gerah jiwa dan raganya.
Menyuburkan tanah hingga ke akarnya.

Bumi ini basah.
Itu salah langit.
Melahirkan sukar dalam hati yang telah resah.
Menyapu nafkah diantara para penadah.

Langit hanyalah menjalankan kewajibannya.
Ini salah bumi.
Tak mampu mengajarkan makhluknya untuk saling memahami.
Tak mampu tunjukkan cara mensyukuri pemberian Illahi.

Ini bukan salah bumi.
Bumi hanyalah wadah.
Lalu salah siapa?

Ini bukan salah siapa siapa.
Hanyalah mereka yang lemah yang tak mampu memahami setiap gulir situasi dalam kehidupan ini.



By : Cah Gondrong