Sebuah sudut pandang yang digambarkan menjadi kata, kalimat dan sajak. Kemudian diramu menjadi sebuah puisi.
Kamis, 06 Oktober 2016
Surat yang tak pernah terkirim
Dear, Sweetheart.
Aku percaya kamu sebagaimana aku percaya diriku.
Aku percaya kamu bahwa hanya aku, kamu dan Tuhan yang tahu.
Beberapa bait kata-kata ini kuharap bisa menjadi pencerahan untuk semuanya.
"ITU"
Apa "ITU"?
Entahlah,
Akun hanya ingin menyebutnya "ITU".
"ITU" yang seharusnya telah lama sirnah.
Ternyata masih ada walau terkulai lemah.
"ITU" yang dulu seagung si jago merah.
Kini hanya serupa lilin kecil menyala gundah.
Bukan maksudku menebar riak ditengah genangan air.
Aku hanya resah, mengapa "ITU" tak mau berakhir.
Setiap kali mata menangkapmu, "ITU" selalu hadir.
Betapa risau kian menjerat pikir.
Tersimpan sebuah harapan dalam batin.
Mengganti "ITU" tentangmu dengan "ITU" yang lain.
Sempat terpikir, apa itu mungkin?
Meski tertimbun rasa ragu, aku tetap yakin.
Bisa...
Yang Tersisih
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Komen
BalasHapus